Sabtu, 24 Desember 2011

STRATEGI PROMOSI DAN PERIKLANAN

Pengertian Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran adalah proses penyebaran informasi tentang perusahaan dan apa yang hendak ditawarkannya (offering) pada pasar sasaran.Peran komunikasi pemasaran sangat vital mengingat peran komunikasi dalam memfasilitasihubungan saling menguntungkan antara perusahaan dengan pembeli prospektif.
Berkat perkembangan ilmu pemasaran, tujuan komunikasi kini tak lagi terbatas untuk men-dorongpembelian pertama, namun juga memastikan kepuasan paska pembelian sehingga meningkatkankemungkinan terjadinya pembelian berulang dan pembeli tersebut menjadi pelanggan yang loyal.
Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat berkomunikasi dengan konsumen. Komunikasi diperlukan untuk memberitahu konsumen hal-hat berikut:
• Tersedianya suatu penawaran (offering)
• Benefit unik dari penawaran tersebut
•Di mana dan kapan dapat diperoleh dan digunakan penawaran di atas.
Apa pun pesan yang dipilih untuk dikomunikasikan hendaknya memang diinginkan audiens yang dituju, bersifat eksklusif atau unik dari sisi produk atau jasa yang ditawarkan, dan bisa dipercayadalam hal klaim benefit yang ditawarkan oleh produk tersebut.


Proses Komunikasi

Model Proses Komunikasi
• Sumber (Source) pesan yang menentukan tujuan komunikasi dan menetapkan sasaran komunikasi. Pemasar membuat tujuan kampanye iklan dan promosi dan mengarahkan kampanye itu pada segmen sasaran tertentu.
• Proses (Encoding), adalah penyandian tujuan di atas menjadi sebuah pesan. Agensi iklan merancang pesan yang disandikan dalam bentuk iklan. Pesan disandikan wiraniaga dalam bentukpresentasi penjualan.
• Pengiriman (Transmission) pesan melalui media agar dapat men-jangkau audiens sasaran.Penyebaran komunikasi pemasaran bisa lewat media massa, komunikasi getok tular dariwiraniaga, atau selebaran direct-mail yang dikirimkan pada sasaran.
• Proses Decoding oleh penerima agar pesan dapat dipahami Dua pertanya-an utama adalah apakah konsumen menafsirkan pesan seperti yang diinginkan pengiklan, dan apakah pesan berdampak positif pada sikap dan perilaku konsumen.
• Umpan Balik (Feedback) atas efektivitas komunikasi pemasaran kepada sumber.
Lima unsur dalam konteks dampak komunikasi pemasaran dan kemungkinan munculnya hambatanyang bisa menghalangi komunikasi efektif dari pengiklanpada konsumen sasaran
• Tahap pertama, sumber (pemasar) menentukan tujuan komunikasi. Manajemen Eveready mencari cara yang lebih efektif dalam mengkomunikasikan benefit utama, yaitu “Eveready daya tahan dan sumber tenaga yang stabil”.
• Tahap kedua, pengiklan menyandikan pesan tersebut agar dapat meng-komunikasikan benefitproduk dengan efektif. Penata kreatif iklan Eveready memutus- untuk membuat iklan seperti yangdilakukan pesaingnya duracel dalam bentuk paroddi (humor) yaitu mainan yang digerakkan batereiEveready unggul di lomba ketahanan.
• Tahap ketiga, pengiriman pesan pada segmen sasaran memerlukan rencana media yang efektif.Media plan yang efektif diharapkan mampu menyeimbangkan antara upaya menjangkau sebanyakmungkin orang (reach) atau upaya menjangkau mereka sesering mungkin (frekuensi).
Dalam kampanye Energizer Bunny, media plan mencoba seimbang dalam reach dan frekuensi.
•Tahap keempat baru melibatkan konsumen exposure terhadap pesan, dimana pada tahap ini audiens mencoba mengartikan (persepsi dan interpretasi) dan memilih tindakan yang mestidilakukan. Saat kampanye Energizer Bunny pertama dilansir, penonton langsung menyukainya, bahkan menjelma menjadi semacam ikon budaya. Namun, banyak konsumen justru teringat Duracell ketimbang Eveready. Mengapa? Karena tema Bunny "Still Going" merupakan plesetantema daya tahan kampanye Duracell sebelumnya. Konsumen tidak melakukan proses decodingdengan benar.
• Tahap kelima umpan balik, mengecek pemahaman pesan oleh konsumen apakah persis seperti yang diinginkan komunikator dan apakah konsumen menindaklanjuti persepsi pesan tadi. Tahun 1991, Eveready mengklaim brand awareness meningkat 33 persen dan recall terhadap iklan naik menjadi 50 persen, sejak 1991, Eveready mampu mempertahankan posisi pasarnya khususnya terhadap Duracell.


Pentingnya Komunikasi yang Efektif

Konsumen terkadang mencoba menghindar dari exposure pesan, namun jika tetap terekspos, mereka akan menentukan apakah menerima atau menolaknya.
Pesan bisa diterima (message acceptance) bila pesan sukses mengkomunikasikan benefit produk yang dianggap penting oleh segmen sasaran.
Sebaliknya, pesan akan ditolak (message rejection) lantaran dianggap kurang kredibel. Bisa juga karena faktor-faktor diluar isi pesan dan lebih merupakan cerminan sikap, pengalaman dan keyakinan konsumen.
Faktor lain yang turut berpengaruh pada efektivitas komunikasi:
• Semakin besar pengaruh sumber komunikasi pada penerima, makin besar pula dampak dan perubahan si penerima sesuai yang dikehendaki sumber pesan.
• Komunikasi berdampak lebih kuat bila pesannya cocok dengan opini, keyakinan, dan disposisi si penerima.
• Komunikasi cenderurig lebih efektif kalau sumber dianggap pulnya keahlian, status tinggi,obyektivitas, atau lebih disenangi, terlebih lagi kalau si sumber punya kekuasaan dan si penerima bisa mengidentifikasikan diri kepadanya.
•Konteks sosial, grup, atau grup acuan akan menjadi perantara komunikasi dan mempengaruhiapakah komunikasi tersebut diterima atau tidak.


Periklanan

Iklan dapat dibedakan berdasarkan ciri-ciri dan kelebihan yang dimiliki:
• Public presentation, Sifat publik dari iklan memberi semacam legiti-masi pada produk dlanmengesankan penawaran yang ter-standarisasi.
• Pervasiveness, Pemasar bisa mengulang-ulang pesan yang sama melalui iklan, Iklan berskalabesar akan menimbulkan kesan positif tentang ukuran, kekuatan dan kesuksesan (perusahaan) penjual.
• Amplified expressiveness, Iklan memberi peluang untuk men-dramatisir perusahaan danproduknya melalui penggunaan cetakan, bunyi dan warna.
• Impersonality, Audiens tidak wajib menaruh perhatian atau me-respon iklan. Iklan lebih merupakan monolog di depan audiens, bukan sebuah dialog dengan audiens.
Tiga media iklan yang relatif baru pantas diberi catatan khusus
• Advertorial adalah iklan cetak yang memuat teks editorial.
• Infomersial adalah iklan tv yang ditayangkan selama 30 menit sama seperti acara tvlainnya,mengupas atau mendemonstrasikan sebuah produk. Pemirsa bisa memesan denganmenelepon langsung sehingga dampak infomersial langsung dapat diukur.
• Banner adalah tanda kedl di halaman Web yang menyajikan iklan produk atau perusahaan dengan cara mengklik banner tersebut.


Promosi Penjualan

Pada dasarnya semua jenis promosi penjualan menawarkan tiga benefit unik:
• Komunikasi, promosi biasanya mengundang minat dan umum-nya menyajikan informasi agarkonsumen terdorong membeli.
• Insentif, mereka menawarkan konsesi, rangsangan atau kontribusi yang bagi konsumen bisamerupakan value tersendiri.
• Undangan, promosi bersifat mengundang agar seketika dapat terjadi transaksi.
Perusahaan biasanya memanfaatkan promosi penjualan agar dapat merangsang respon lebihcepat dan kuat dari konsumen.
Umumnya, dampak jangka pendek lebih diutamakan seperti men-dramatisir tawaran perusahaan agar penjualan yang sedang lesu dapat terdongkrak lagi.


Pemasaran Langsung

Walau ada berbagai bentuk direct marketing, seperti direct mail, telemarketing, Internet marketing,namun kesemuanya sama-sama memiliki ciri-ciri unik:
• Nonpublik, pesan biasanya dialamatkan pada orang tertentu.
• Customized, pesan bisa khusus dibuatkan agar dapat membujuk individu tertentu.
• Up-to-date. pesan dapat disiapkan dengan sangat cepat. • Interaktif, pesan dapat diubah-ubahtergantung respon yang diterima.

Sumber;

STRATEGI DISTRIBUSI

Strategi Distribusi

Strategi Distribusi merupakan penentuan manajemen saluran distribusi yang dipergunakan oleh produsen untuk memasarkan barang dan jasanya, sehingga produk tersebut dapat sampai di tangan konsumen sasaran dalam jumlah dan jenis yang dibutuhkan, pada waktu yang dibutuhkan, pada waktu yang diperlukan, dan ditempat yang tepat.

Pengertian Manajemen Saluran


Suatu perusahaan perlu melaksanakan fungsi distribusi karena pendistribusian merupakan salah satu proses pada perusahaan dalam penyetokan barang atau penawaran produknya ke pasar. Dan pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa kepada konsumen sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan).


Saluran distribusi untuk suatu barang adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri. Proses distribusi merupakan aktivitas pemasaran yang mampu menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran yang dapat merelisasikan kegunaan atau utilitas bentuk, tempat, waktu, kepemilikan.dan perlancar arus saluran pemasaran (marketing channel flow) secara fisik dan non-fisik.

Alasan Mengunakan Perantara


Perantara adalah orang atau perusahaan yang menghubungkan aliran barang dari produsen ke konsumen industri. Secara umum perantara terbagi atas merchant mindleman dan agen mindleman. Merchant mindleman adalah perantara yang memiliki barang (dengan membeli dari produsen) untuk kemudian dijual kembali. Sedangkan yang dimaksud dengan agent mindleman adalah perantara yang hanya mencarikan pembeli, menegosiasikan dan melakukan transaksi atas nama produsen.

Perantara dibutuhkan karena adanya beberapa kesenjangan diantara produsen dan konsumen. Kesenjangan tersebut antara lain:
• Geographical gap, yaitu gap yang disebabkan oleh tempat tempat pemusatan produksi dan lokasi konsumen yang tersebar dimana-mana.
• Time gap, yaitu kesenjangan yang terjadi karena adanya bahwa pembelian atau konsumsi dilakukan hanya pada waktu-waktu tertentu sementara produksi berlangsung terus-menerus sepanjang waktu.
• Quantity gap, yaitu kesenjangan yang terjadi karena jumlah barang yang diproduksikan secara ekonomis oleh produsen berbeda dengan kuantitas normal yang diinginkan konsumen.
• Assortment gap, yaitu situasi dimana produsen umumnya berspesialisasi pada produk tertentu, sedangkan konsumen menginginkan produk yang beraneka ragam.
• Communication and information gap, yaitu kesenjangan yang timbul karena konsumen tidak tahu dimana sumber-sumber produksi yang menghasilkan produk yang diinginkan atau dibutuhkannya, sementara dilain pihak produsen tidak tahu siapa dan dimana pembeli potensial setara.

Keuntungan Menggunakan Perantara

Dalam pelaksanaan aktivitas-aktivitas distribusi, perusahaaan harus dihadapkan dengan perantara atau yang biasa disebut midleman . Salah satu keuntungan dari penggunaan perantara adalah perantara memanfaatkan tingkat kontak atau hubungan, pengalaman, spesialisasi, dan skala operasi mereka dalam menyebar luaskan produk sehingga dapat mencapai pasar sasaran secara efektif dan efisien.

Beberapa Alternatif Distribusi

Strategi Cakupan Distribusi
Strategi ini berkaitan dengan jumlah perantara sesuatu wilayah. Tujuannya untuk melayani pasar dengan biaya yang minimal namun bisa menciptakan citra produk yang diinginkan. Strategi ini ada tiga macam dan pemilihan masing-masing strategi mensyaratkan pemahaman pemasar mengenai kebiasaan pembeliaan pelanggan, tingkat gross margin dan turnovel, kemampuan retailer dalam memberi jasa dan menjual seluruh lini produk perusahaan serta kelas produk.
·        Distribusi eksklusif yaitu produsen hanya menuntut satu orang perantaara khusus untuk menyalurkan barangnya di wilayah tertentu, dengan syarat perantara tersebut tidak boleh menjual produk produsen lain.
·        Distribusi Intensif yaitu produsen berusaha menyediakan produknya disemua retail outlet yang mungkin memasarkannya.
·        Distribusi Selektif yaitu strategi menempatkan produk perusahaan dibeberapa retail outlet saja dalam suatu daerah tertentu.

Strategi Distribusi Berganda
Yaitu pengguanaan lebih dari satu saluran yang berbeda untuk melayani segmen pelanggan. Tujuannya untuk memperoleh akses yang optimal pada setiap segmen. Penggunaan saluran distribusi ganda ini ada dua jenis yaitu :
·        Saluran komplementer yaitu jika masing-masing saluran menjual produk yang tidak saling berhubungan atau melayani segmen pasar yang tidak saling berhubungan tujuannya untuk mencapai segmen pasar yang tidak dapat dicapai oleh saluran distribusi perusahaan yang sekarang.
·        Saluran kompetitif yaitu jika produk yang sama dijual melalui dua saluran yang berbeda tapi bersaing satu sama lain. Tujuannya untuk meningklatkan penjualan.

Strategi Modifikasi Saluran Distribusi
Adalah strategi mengubah susunan saluran distribusi yang ada berdasarkan evaluasi dan peninjauan ulang. Dengan mengubah susunan saluran distribusi diharapkan perusahaan dapat menjaga system distribusi yang optimal pada perubahan-perubahan lingkungan tertentu.

Strategi pengendalian Saluran Distribusi
Adalah menguasai semua anggota dalam saluran distribusi agar dapat mengendalikan kegiatan mereka secara terpusat kearah pencapaian tujuan bersama.
Adapun Tujuan dari strategi ini adalah :
·        Untuk meningkatkan pengendalian    
·        Memperbaki ketidakefisienan
·        Mengetahui efektifitas biaya melalui kurva pengalaman
·        Mencapai skala ekonomis
Jenis-jenis strategi pengendalian saluran yang biasa digunakan antara lain
1.     Vertical marketing system (VMS), yaitu jaringan yang dikelola secara terpusat dan professional, yang sejak awal didesain untuk mencapai penghematan dalam operasi dan hasil pemasaran yang optimal
2.     Horizontal Marketing Sistem (HMS), merupakan jaringan yang berbentuk apabila beberapa perusahaan perantara yang tidak berkaitan menggabungkan sumber daya dan program pemasarannya guna memanfaatkan peluang pasar yang ada, yang dalam hal ini mereka berada dibawah satu manajemen.

Strategi Manajemen Konflik dalam Saluran Distribusi
Konsep sistem pada distribusi mensyaratkan adanya kerja sama antar saluran. Meskipun demikian didalam saluran selalu timbul struktur kekuatan sehingga diantara anggota saluran sering terjadi perselisihan. Konflik juga dapat timbul antara saluran yang satu dengan saluran yang lain yang menjual produk yang sama dan ke pasar yang samapula.
Konflik Horizontal
Konflik ini terjadi diantara para perantara yang sejenis. Konflik horizontal dapat berupa :
1.     Konflik antar perantara yang menjual barang sejenis
2.     Konflik antar perantara yang menjual barang berbeda
Sumber konflik biasanya karena ada perantara yang memperluas lini produknya dengan lini baru dan tidak tradisional
Konflik vertical
Konflik ini terjadi antar anggota saluran distribusi dan terdiri dari :
1.     Konflik antar produsen dan pedagang grosir
2.     Konflik antar produsen dan pengecer
Sumber konflik umumnya adalah ketidaksamaan tujuan, hak, dan peranan yang tidak jelas, perbedaa presepsi, dan sangat besarnya ketergantungan perantrara kepada produsen.

Faktor - Faktor Distribusi Yang Mempengaruhi Pemilihan Saluran


Produsen harus mempertimbangkan berbagai macam faktor yang sangat berpengaruh dalam pemilihan saluran distribusinya. Pemilihan saluran distribusi yang efektif akan mampu mendorong peningkatan penjualan yang diharapkan, sehingga kelangsungan hidup perusahaan dapat terjamin. 
Faktor-faktor tersebut antara lain menyangkut : 

1. Pertimbangan Pasar (Market Consideration) 
2. Pertimbangan Barang (Product Consideration) 
3. Pertimbangan Perusahaan (Company Consideration) 
4. Pertimbangan Perantara (Middle Consideration) 

Pertimbangan Pasar (Market Consideration) 
Saluran distribusi sangat dipengaruhi oleh pola pembelian konsumen, oleh karena itu keadaan pasar merupakan faktor penentu dalam pemilihan saluran tersebut. 

Beberapa faktor pasar yang harus diperhatikan adalah: 
a) Konsumen atau pasar industri
Apabila pasarnya berupa pasar industri, maka pengecer jarang atau bahkan tidak pernah digunakan dalam saluran ini. Jika pasarnya berupa konsumen dan pasar industri, perusahaan akan menggunakan lebih dari satu saluran. 


b) Jumlah pembeli potensial

Jika jumlah konsumen relatif kecil dalam pasarnya, maka perusahaan dapat mengadakan penjualan secara langsung kepada pemakai.
c) Konsentrasi pasar secara geografis
Secara geografis, pasar dapat dibagi kedalam beberapa konsentrasi seperti: industri tekstil, industri kertas, dan sebagainya. Untuk daerah konsentrasi yang mempunyai tingkat kepadatan yang tinggi maka perusahaan dapat menggunakan distributor industri.
d) Jumlah pesanan
Volume penjualan dari sebuah perusahaan akan sangat berpengaruh terhadap saluran yang dipakainya. Jika volume yang dibeli oleh pemakai industri tidak begitu besar, atau relatif kecil, maka perusahaan dapat menggunakan distributor industri.
e) Kebiasaan dalam pembelian
Kebiasaan membeli dari konsumen akhir dan pemakai industri sangat berpengaruh pula terhadap kebijaksanaan dalam penyaluran. Termasuk dalam kebiasaan membeli ini, antara lain:
Kemauan untuk membelanjakan uangnya
Tertariknya pada pembelian dengan kredit
Lebih senang melakukan pembelian yang tidak berkali-kali
Tertariknya pada pelayanan penjual

sumber :

Jumat, 23 Desember 2011

Strategi penetapan harga

 Definisi Harga
Berbagai pengertian harga

·        Harga adalah salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk.
·        Harga adalah satu dari empat bauran pemasaran (4P = product, price, place, promotion).
·        Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter.
·        Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa.

Jika menetapkan suatau harga terlalu tinggi maka akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi perusahaan.


Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Tingkatan Harga 

Perusahaan mempertimbangkan berbagai faktor dalam menetapkan kebijakan harga. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi perasahaan dalam menetapkan tingkat harga bagi produknya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat harga antara lain :

A.Kurva permintaan

Kurva yang menunjukkan tingkat pembelian pasar pada berbagai harga. Kurva tersebut menjumlahkan reaksi berbagai individu yang memiliki kepekaan pasar yang beragam. Langkah pertama dalam memperkirakan permintaan karena itu adalah memahami faktor - faktor yang mempengaruhi harga pembeli. Negal telah mendefinisikan sembilan faktor yang mempengaruhi permintaan akan suatu produk yaitu : (Kotler, 2002:522)
1. Pengaruh nilai unik.
Pembeli kurang peka terhadap harga jika produk tersebut lebih bersifat unik.
2. Pengaruh kesadaran atas produk pengganti
Pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika mereka tidakmenyadari adanya produk pengganti.
3. Pengaruh perbandingan yang sulit
Pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika mereka dapat dengan mudah membandingkan kualitas barang pengganti
4. Pengaruh pengeluaran total
Pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika pengeluaran tersebut semakin rendah dibandingkan total pendapatan.
5. Pengaruh manfaat akhir
Pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika pengeluaran tersbut semakin kecil dibandingkan biaya total produk akhirnya.
6. Pengaruh biaya yang dibagi
Pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika sebagian biaya ditanggung pihak lain.
7. Pengaruh investasi tertanam
Pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika produk tersebut digunakan bersama dengan aktiva yang telah dibeli sebelumnya.
8. Pengaruh kualitas harga
Pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika produk tersebut dianggap memiliki kualitas.
9. Pengaruh persediaan
Pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika mereka tidak dapat menyimpan produk tersebut.


B. Biaya

Biaya merupakan faktor penting dalam menentukan harga minimal yang harus ditetapkan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Perasahaan ingin menetapkan harga yang dapat menutup biaya produksi, distribusi, dan penjualan produknya, termasuk pengembalian yang memadai atas usaha dan resikonya. Untuk dapat menetapkan harga dengan tepat, manajemen perlu untuk mengetahui bagaimana biaya bervariasi bila level produksinya berubah.

Biaya perusahaan ada dua jenis yaitu :
1. Biaya tetap adalah biaya - biaya yang tidak dipengaruhi oleh produksi atau penjualan. Perusahaan harus membayar tagihan bulanan untuk sewa, gaji karyawan, dan lainnya.
2. Biaya variable adalah biaya yang tidak tetap dan akan berubah menurut level produksi. Biaya ini disebut biaya variabel karena biaya totalnya berabah sesuai dengan jumlah unit yang diproduksi.


C. Persaingan

Persaingan dalam suatu industri dapat dianalisis berdasarkan faktor-faktor seperti:
1. Jumlah perusahaan dalam industri
Bila hanya ada satu perusahaan dalam industri, maka secara teoritis perusahaan yang bersangkutan bebas menetapkan harganya seberapapun.
2. Ukuran relatif setiap perasahaan dalam industri.
Bila perasahaan memiliki pangsa pasar yang besar, maka perusahaan yang bersangkutan dapat memegang inisiatif perubahan harganya.
3. Diferensiasi produk
Apabila perusahaari berpeluang melakukan diferensiasi dalam industrinya, maka perusahaan tersebut dapat mengendalikan aspek penetapan harganya, bahkan sekalipun perusahaein itu kecil dan banyak pesaing dalam industri.
4. Kemudahan untuk masuk (Ease ofentry) dalam industri.
Jika suatu industri mudah untuk dimasuki, maka perusahaan yang sudah ada akan sulit mempengaruhi atau mengendalikan harga.

D. Pelanggan

Permintaan pelanggan didasarkan pada beberapa faktor yang saling terkait dan bahkan seringkali sulit memperkirakan hubungan antar faktor secara akurat.

Keputusan tentang harga 


Menetapkan harga yang efektif adalah strategi yang dipengaruhi oleh persaingan dan biaya dalam mengambil keputusan menyangkut harga. Harga kompetitif hanya dapat ditentukan dengan meninjau tingkat harga produk pesaing dan produk pengganti di pasar sasaran. Salah satu cara terbaik untuk memperoleh informasi ini adalah mengunjungi pasar itu sendiri. Setelah tingkat harga ini ditetapkan harga dasar dapat ditentukan.

Proses Penetapan Harga 

Menurut Ricky W. dan Ronald J. Ebert mengemukakan bahwa: “Penetapan harga jual adalah proses penentuan apa yang akan diterima suatu perusahaan dalam penjualan produknya”.
Perusahaan melakukan penetapan harga dengan berbagai cara. Pada perusahaan-perusahaan kecil harga biasanya ditetapkan oleh manajemen puncak bukannya oleh bagian pemasaran. Sedangkan pada perusahaan-perusahaan besar penetapan harga biasanya ditangani oleh manajer divisi dan lini produk. Bahkan disini manajemen puncak juga menetapkan tujuan dan kebijakan umum penetapan harga serta memberikan persetujuan atas usulan harga dari manajemen dibawahnya.
Selain strategi penetapan harga untuk produk baru dan produk lama, strategi penetapan harga yang mempengaruhi psikologis konsumen juga sering digunakan para pengusaha untuk meningkatkan penjualan. Misalnya dengan menetapkan harga yang cukup tinggi untuk membentuk image kualitas produk yang tinggi. Selain itu bisa juga dengan menetapkan harga ganjil yang sedikit lebih murah dari harga yang ditentukan agar konsumen mengira produk yang dibeli lebih murah, contoh barang yang harganya Rp 100.000,00 diganti dengan harga Rp 99.900,00 . Serta pemberian potongan harga tertentu apabila konsumen membeli produk dalam jumlah banyak, juga dapat dijadikan strategi khusus untuk menarik minat beli konsumen. Adanya strategi penetapan harga yang digunakan, sangat berpengaruh terhadap penjualan produk usaha kita. Untuk itu gunakan strategi penetapan harga yang paling sesuai dengan produk Anda.

sumber: 
http://organisasi.org/definisi-pengertian-harga-tujuan-metode-pendekatan-penetapan-harga-manajemen-pemasaran
http://marketingyuuk.blogspot.com/2010/05/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-tingkat.html
http://ilmumanajemen.wordpress.com/2007/06/15/penetapan-harga-jual/

Peran daur hidup dalam strategi pemasaran

Peran daur hidup dalam strategi pemasaran

Product adalah barang atau jasa yang dijual kepada commercial consumer atau end consumer. Product sendiri dapat dibagi ke dalam 3 level yaitu
a)Level 1 adalah Core Product atau manfaat yang diperoleh.
b) Level 2 adalah Actual Product, yaitu tangible product yang benar dapat dirasakan.
c) Level 3 adalah Augmented Product, yaitu non-physical yang melengkapi/ menyertai product tersebut.
Jadi semakin produk tersebut mempunyai kelebihan dibandingkan dengan product lain apalagi sampai pada level 3 dibandingkan brand lain maka produk itu unggul mutlak, maka makin tinggilah produk tersebut dimata customer. Sehingga produk tersebut secara value lebih tinggi dibandingkan dengan produk lainnya.
Produk barang yang dijual perusahaan berbeda dari produk jasa karena di situ juga mencakup pengalihan hak milik produk barang tangible. Bahkan, komponen intangible memiliki peran yang begitu penting dalam menentukan kepuasan pelanggan sekaligus mempertahankan agar pelanggan tetap puas. Untuk menggarisbawahi hal ini, kita akan mengacu pada tawaran pasar perusahaan sebagai jasa mereka dan menunjukkan bahwa jasa-jasa ini bisa dipecah menjadi empat komponen utama: produk fisik, produk jasa, lingkungan jasa dan delivery jasa. Keseluruhannya mesti dipadukan sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Produk fisik adalah semua produk yang bisa disentuh dan dialihkan kepemilikannya pada pelanggan. Produk tersebut bersifat tangible dan ada wujudnya. Misalnya saja, rumah, mobil, komputer, buku, sampho dan sabun hotel, serta makanan. Dan sebagaimana tawaran produk jasa lain, desain produk mesti diorientasikan pada pelanggan. Ada metode yang dirancang bagus untuk memastikan bahwa desain produk cocok dengan kebutuhan pelanggan, sebut saja Quality Function Deployment-QFD, atau lebih populernya, House of Quality. Prosedur ini dikembangkan di Jepang pada tahun 1970-an sebagai sarana guna membantu para pemasar dan perancang teknis untuk saling berkomunikasi dan bekerja-sama mencapai tujuan yaitu: memuaskan kebutuhan pelanggan. Dengan mengaitkan fitur desain teknis dengan spesifikasi kebutuhan pelanggan, QFD memastikan bahwa pengembangan produk menggenjot nilai produk bagi pelanggan. Di saat yang sama, hal tersebut membantu perusahaan untuk menghindari pembengkakan biaya pengembangan produk yang dirancang lebih baik tetapi kurang memuaskan kebutuhan pelanggan. Menguras waktu dan tenaga dalam desain yang sia-sia disebut sebagai over engineering, dan hal ini banyak terjadi di perusahaan berbasis teknologi.
Produk jasa adalah kinerja inti yang dibeli oleh pelanggan, aliran kejadian yang dirancang untuk melahirkan hasil yang diinginkan. Hal ini mengacu pada pengalaman, terlepas dari transfer produk fisik dan biasanya mencakup interaksi dengan personel perusahaan. Misalnya di sejumlah showroom mobil, pelanggan dipersilahkan melihat-lihat mobil tanpa diganggu oleh wiraniaga. Hanya saat pembeli ingin berbicara dengan seseorang, maka wiraniaga akan menghampirinya. Untuk meredam kecemasan, harga sesungguhnya yang dipotong, dipasang di kaca mobil, sehingga pelanggan tidak perlu khawatir untuk menegosiasikan harganya, seperti yang biasa terjadi di dealer lain. Mobil dijamin mendapat layanan garansi dan pegawai dealer dilatih serta memiliki wewenang membuat pengecualian kalau-kalau diperlukan untuk memastikan kepuasan pelanggan dalam rangka memberi solusi atas masalah mereka.
Seluruh aspek interaksi perusahaan dengan pelanggan perlu dirancang secara cermat karena kesemua itu akan turut menentukan corak pengalaman jasa sebagaimana dialami pelanggan. Lingkungan jasa yang melatarbelakangi delivery jasa terkadang disebut sebagai “servicescape.” Bila kita menonton film, misalnya, akan lebih menyenangkan apabila gedungnya bersih, kursinya nyaman dan punya area yang luas dan terang. Meski pelanggan tidak akan membawa pulang fasilitas tersebut, namun dampak yang ditimbulkannya ketika pelanggan ‘menikmati’ jasa tidak bisa diabaikan.
Jasa juga mengisyaratkan pada publik positioning dan segmen pasar mana yang dibidik perusahaan. Misalnya restoran yang berlokasi dekat kampus mengisyaratkan bahwa restoran itu adalah restoran yang diperuntukkan bagi mahasiswa dengan ciri khas pajangan-pajangan memorabilia dan foto aktivitas para mahasiswa di dinding. Dealer mobil mungkin juga akan memanfaatkan lingkungan jasa untuk menegaskan positioning-nya pada segmen atas dengan cara mendekor lingkungan showroom: serta ruangan yang mewah dan nyaman, ruang pamer lapang yang dilengkapi berbagai penanda serta simbol yang mengisyaratkan eksklusifitas.
Ambient condition juga mencakup hal-hal seperti pencahayaan dan latar belakang musik. Lingkungan yang cocok untuk bisnis tertentu mungkin kurang pas untuk bisnis yang lain, tergantung market positioning. Misalnya cahaya terang lebih sesuai bagi restoran fast food, tapi tidak begitu cocok untuk restoran mahal yang romantis. Ruang yang luas juga bisa mempengaruhi kepuasan pelanggan. Misalnya Disney World menemukan bahwa antrian akan terkesan lebih pendek jika antriannya dibuat berputar-putar dan selama mengantre mereka tetap dihibur dengan berbagai pertunjukan. Penanda dan simbol juga berperan penting.
Delivery jasa menunjukkan apa yang sesungguhnya terjadi saat pelanggan membeli jasa. Katakanlah perancang produk jasa telah mendefinisikan bagaimana layanan mesti dilakukan dalam teori, namun delivery jasa adalah bagaimana penghantaran jasa terjadi dalam praktik nyata. Sebuah pepatah mengatakan, “Rencanakan kerjamu, kerjakan rencanamu.” Produk jasa adalah hasil dari “Rencanakan kerjamu,” sementara delivery jasa adalah hasil dari “Kerjakan rencanamu.” Contoh dari desain jasa adalah, dalam waktu sepuluh detik pengunjung restoran fast food sudah harus disapa dengan ramah, tetapi pada saatnya delivery jasa mungkin terganggu karena petugas counter sedang bercanda sendiri di belakang selama 5 menit. Apa yang sudah dirancang tidaklah selalu berjalan sebagaimana yang diharapkan.

Tahap Perkenalan
- Strategi merayap dengan cepat : Dengan menetapkan harga tinggi dan promosi tinggi
- Strategi merayap dengan lambat : Dengan menetapkan harga tinggi dan promosi rendah
- Strategi penetrasi dengan cepat : Dengan menetapkan harga rendah dan promosi tinggi
- Strategi penetrasi dengan lambat : Dengan menetapkan harga rendah dan promosi rendah

Tahap Pertumbuhan
- Meningkatkan mutu. Ciri baru dan model
- Menambah model baru dan produk sampingan
- Memasuki segmen pasar baru
- Memasuki saluran distribusi baru
- Menyesuaikan iklan
- Menurunkan harga pada saat yang tepat

Tahap Kedewasaan
a. Modifikasi pasar
- Mengubah non pemakai menjadi pemakai
- Memasuki segmen pasar baru
- Merebut pelanggan pesaing
b. Modifikasi produk
- Meningkatkan mutu
- Meningkatkan ciri produk
- Meningkatkan model
c. Modifikasi marketing mix
- Harga
- Distribusi
- Iklan ( Biaya iklan, reposisioning dan media baru )
- Promosi penjualan (jaminan, hadiah, dan pertunjukan)
- Penjualan langsung
- Pelayanan ( Mempercepat pengiriman, penjualan kredit)

Tahap Kemunduran
- Mengidentifikasi produk yang lemah
- Menentukan strategi pemasaran
- Keputusan penghentian

sumber :
http://gudangupil.com/memasuki-pasar-melalui-strategi-produk/indo/

PENGELOLAAN PRODUK DAN PENGEMBANGAN PRODUK BARU

Pengelolahan produk dan pengembangan produk baru sangatlah penting, dengan tujuan membuat konsumen tidak bosan dengan produk yang sudah ada. Perlu kreatifitas dan trobosan baru dalam pengembangan produk baru.


Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut. Jadi penelitian dan pengembangan bersifat longitudinal (bertahap bisa multy years). Penelitian Hibah Bersaing, adalah penelitian yang menghasilkan produk, sehingga metode yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan.

Pengertian Produk bagi Konsumen

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Produk yang ditawarkan tersebut meliputi barang fisik, orang atau pribadi, tempat, organisasi, dan ide. Jadi, produk bisa berupa manfaat tangible maupun intangible yang dapat memuaskan pelanggan.

Pendekatan Untuk Mengolongkan Produk

Klasifikasi produk bisa dilakukan atas berbagai macam sudut pandang. Berdasarkan berwujud tidaknya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama, yaitu:

1. Barang
Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba/ disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya. Ditinjau dari aspek daya tahannya, terdapat dua macam barang, yaitu:

a. Barang Tidak Tahan Lama (Nondurable Goods)
Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya adalah sabun, minuman dan makanan ringan, kapur tulis, gula, dan garam. Oleh karena barang jenis ini dikonsumsi dengan cepat dalam waktu singkat dan frekuensi pembeliannya sering terjadi, maka strategi yang paling tepat adalah menyediakannya di banyak lokasi, menerapkan mark-up yang kecil, dan mengiklankannya secara gencar untuk merangsang orang agar mencobanya dan sekaligus untuk membentuk preferensi.

b. Barang Tahan Lama (Durable Goods)
Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun atau lebih). Contohnya antara lain TV, lemari es, mobil, komputer, dan lain-lain. Umumnya jenis barang ini membutuhkan personal selling dan pelayanan yang lebih banyak daripada barang tidak tahan lama, memberikan keuntungan yang lebih besar, dan membutuhkan jaminan/garansi tertentu dari penjualnya.

2. Jasa (Services)
Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Contohnya bengkel reparasi, salon kecantikan, kursus, hotel, lembaga pendidikan, dan lain-lain.

 KLASIFIKASI BARANG KONSUMEN
Selain berdasarkan daya tahannya, produk umumnya juga diklasifikasikan berdasarkan siapa konsumennya dan untuk apa produk tersebut dikonsumsi. Berdasarkan kriteria ini, produk dapat dibedakan menjadi barang konsumen (consumer’s goods) dan barang industri (industrial’s goods).
Barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Umumnya barang konsumen dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu convenience goods, shopping goods, specialty goods, dan unsought goods. Klasifikasi ini didasarkan pada kebiasaan konsumen dalam berbelanja, yang dicerminkan dalam tiga aspek berikut (a) usaha yang dilakukan konsumen untuk sampai pada suatu keputusan pembelian, (b) atribut atribut yang digunakan konsumen dalam pembelian, dan (c) frekuensi pembelian.

1. Convenience Goods
Convenience goods merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya. Contohnya antara lain rokok, sabun, pasta gigi, baterai, permen, dan surat
kabar. Convenience goods sendiri masih dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu staples, impulse goods, dan emergency goods.
a. Staples adalah barang yang dibeli konsumen secara reguler atau rutin, misalnya sabun mandi dan pasta gigi.
b. Impulse goods merupakan barang yang dibeli tanpa perencanaan terlebih dahulu ataupun usaha-usaha mencarinya. Biasanya impulse goods tersedia dan dipajang di banyak tempat yang tersebar, sehingga konsumen tidak perlu repot-repot mencarinya. Contohnya permen, coklat, majalah. Biasanya impulse goods dipajang di dekat kasir atau tempat strategis di supermarket.
c. Emergency goods adalah barang yang dibeli bila suatu kebutuhan dirasa konsumen sangat mendesak, misalnya payung dan jas hujan di musim hujan.

2. Shopping Goods
Shopping goods adalah barang barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh konsumen di antara berbagai alternatif yang tersedia. Kriteria perbandingan tersebut meliputi harga, kualitas, dan model masing-masing barang. Contohnya alat alat rumah tangga, pakaian, dan furniture.
Shopping goods terdiri atas dua jenis, yaitu homogeneous shopping goods dan heterogeneous shopping goods.
a. Homogeneous shopping goods merupakan barang-barang yang oleh konsumen dianggap serupa dalam hal kualitas tetapi cukup berbeda dalam harga. Dengan demikian konsumen berusaha mencari harga yang termurah dengan cara membandingkan harga di satu toko dengan toko lainnya Contohnya adalah tape recorder, TV dan mesin cuci.
b. Heterogeneous shopping goods adalah barang-barang yang aspek karakteristik atau ciri-cirinya (features) dianggap lebih penting oleh konsumen daripada aspek harganya. Dengan kata lain, konsumen mempersepsikannya berbeda dalam hal kualitas dan atribut. Contohnya perlengkapan rumah tangga, mebel, dan pakaian.

3. Specially Goods
Specialty goods adalah barang-barang yang memiliki karakteristik dan/atau identifikasi merek yang unik di mana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya.
Umumnya jenis barang specialty terdiri atas barang-barang mewah dengan merek dan model spesifik, seperti mobil Lamborghini, pakaian yang dirancang oleh perancang terkenal (misalnya oleh Christian Dior dan Versace), kamera Nikon, dan lain lain.

4. Unsought Goods
Unsouqht goods merupakan barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau kalaupun sudah diketahui, tetapi pada umumnya belum terpikirkan untuk membelinya. Ada dua jenis unsouqht goods, yaitu regularly unsought goods dan now unsought goods.
a. Regularly unsought products adalah barang-barang yang sebetulnya sudah ada dan diketahui konsumen, tetapi tidak terpikirkan untuk membelinya. Contohnya ensiklopedia, asuransi jiwa, batu nisan, tanah kuburan.
b. New unsought products adalah barang yang benar-benar baru dan sama sekali belum diketahui konsumen. Jenis barang ini merupakan hasil inovasi dan pengembangan produk baru, sehingga belum banyak konsumen yang mengetahuinya.
Setiap perusahaan perlu memahami bahwa kriteria suatu produk termasuk jenis yang mana, tergantung pada masing-masing individu. Anda mungkin menganggap TV sebagai shopping good, sehingga untuk membeli TV ia akan mendatangi beberapa toko sebelum memutuskan untuk membeli TV merek apa. Akan tetapi, bagi seseorang mungkin TV merupakan specialty good dan ia hanya mau memberi TV Sony.
Klasifikasi produk terhadap suatu barang konsumen dapat berubah seiring dengan semakin lamanya suatu barang tersedia di pasar. Sebagai contoh, pada waktu pertama kali diperkenalkan, tape recorder Sony merupakan barang specialty. Saat ini dengan semakin banyaknya merek-merek lainnya, tape recorder sudah merupakan shopping good bagi berbagai kelompok masyarakat.

Strategi Pemasaran Produk

Pemasaran adalah strategi atau cara bagaimana melakukan berbagai aktifitas agar terjadi pertukaran (exchange) antara produsen dengan konsumen. Dalam hal pendidikan, pemasaran mengatur strategi dan cara agar konsumen mau mengeluarkan uang yang mereka miliki untuk menggunakan produk atau jasa perusahaan.Untuk bisa memasarkan produk dengan baik, harus dimulai dari visi, misi, dan tujuan yang jelas perusahaan ingin diarahkan ke mana. Visi, misi dan tujuan ini biasanya harus dimulai dari manajemen, yang kemudian ditransfer kepada karyawan.

Selanjutnya, perusahaan juga harus menganalisis berbagai faktor eksternal yang mungkin berpengaruh dengan lembaganya. Faktor-faktor eksternal tersebut yang pertama adalah Lingkungan Makro. Lingkungan makro di sini terdiri dari sisi perkembangan penduduk dengan segala sifat dan karakternya. Faktor lain dari lingkungan makro adalah teknologi, di mana kita juga harus melihat berbagai perkembangan teknologi yang mungkin bisa diterapkan di perusahaan kita.

Faktor berikutnya dari lingkungan makro adalah aturan Pemerintah. Di Indonesia termasuk unik, karena aturan pemerintah sering berubah dengan perubahan menteri. Karena itu, antisipasi berbagai aturan ini diperlukan agar perusahaan bisa fleksible dalam mengadaptasi berbagai perubahan aturan.
Setelah lingkungan makro, lingkungan eksternal lain yang perlu diperhatikan adalah peta industri dan persaingan. Perusahaan perlu memetakan siapa pesaing-pesaing mereka, baik yang berpotensi untuk bersaing langsung maupun tidak langsung. Pemetaan kondisi ini akan menghasilkan kekuatan dan kelemahan pesaing kita, sekaligus melihat aspek mana yang bisa dijadikan sebagai keunggulan bersaing.

Setelah melihat kondisi persaingan, perusahaan perlu memahami konsumen atau pelanggan. Pemahaman tentang konsumen, nilai-nilai yang mereka anut, dan nilai tambah seperti apa yang diinginkan mereka akan sangat membantu perusahaan dalam mendisain produk dan jasa yang dibutuhkan.Untuk bisa memberikan nilai tambah, perusahaan harus terlebih dahulu mengetahui selera dan kebutuhan konsumen secara baik. Biasanya dilakukan survey ataupun wawancara dengan calon-calon konsumen mengenai apa harapan dan keinginan mereka tentang perusahaan.

Perusahaan biasanya kesulitan untuk menentukan apakah perusahaannya diperuntukkan bagi masyarakat kelas menengah atas atau untuk menengah bawah. Perusahaan sejak awal harus menentukan lembaganya diarahkan untuk kelas mana.Dengan menentukan target market yang dituju, perusahaan bisa memberikan satu nilai tambah yang menjadi pembeda dibandingkan dengan para pesaingnya. Nilai tambah inilah yang disebut sebagaidifferensiasi


Dengan differensiasi yang kuat, bisa menjadi senjata dalam menghadapi berbagai persaingan.
Setelah peta kondisi eksternal sudah didapatkan, perusahaan tinggal memikirkan kondisi internal strategi apa yang akan dilakukan untuk mengelola perusahaan. Pola pengelolaan strategi internal ini, dalam ilmu pemasaran sering disebut sebagai strategi 4 P yaitu mengelola produk, harga, saluran distribusi dan promosi (product, price, place of distrbution, promotion).
Produk-produk perusahaan bisa dibagi menjadi dua bagian; yaitu produk utama dan produk pendukung. Produk utama adalah kegiatan belajar mengajar dengan segala prosesnya. Karena bukan barang jadi, proses kegiatan belajar mengajar adalah produk utama yang melibatkan emosi dan perasaan dari peserta didik sebagai konsumen. Karena itu, agar produk utama ini baik harus diciptakan pengalaman belajar mengajar yang menyenangkan.

Perusahaan harus menentukan produk apa yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Survey kebutuhan pelanggan perlu dilakukan agar produk yang diberikan sesuai dengan pilihan mereka.Setelah menentukan produk apa yang ingin ditawarkan, selanjutnya adalah menentukan berapa harga yang harus dibayar oleh konsumen. Prinsip utama dalam menentukan harga adalah menghitung keseluruhan biaya yang diperlukan. Dari situ, tinggal ditambahkan berapa persen laba yang ingin diperoleh untuk kepentingan pengembangan dan penghitungan berapa tahun akan balik modal.

Dalam hal distribusi, perlu juga dipikirkan bagaimana produk yang kita buat akan sampai kepada konsumen. Perlu dipikirkan apakah produk kita jual secara langsung atau dipercayakan kepada distributor dan agen untuk penyebarannya. Yang penting adalah bagaimana produk tersebut bisa sampai ke tangan konsumen.Salah satu faktor yang penting dalam pemasaran sebagai P yang terakhir dari 4P yaitu promosi. Promosi adalah usaha-usaha sadar untuk melakukan sosialisasi, penerangan, dan pemberitahuan kepada masyarakat tentang berbagai informasi, yang biasanya mengenai berbagai produk yang ditawarkan.Aktivitas promosi melibatkan berbagai bentuk dan variasi yang sangat beragam. Tinggal bagaimana para pengelola melakukan berbagai promosi kreatif sesuai dengan kebutuhan dan anggaran promosi yang disediakan.

Bentuk promosi yang paling tradisional adalah iklan. Iklan adalah pemasangan informasi produk di berbagai media dan penerbitan mulai dari koran, majalah, tabloid, televisi, dan juga radio. Iklan memang efektif menjangkau khalayak yang luas, tetapi dari sisi biaya memang membutuhkan anggaran yang besar. Jika terasa bahwa biaya iklan di media massa cukup besar, bisa dicoba bentuk lain yaitu dengan brosur, leaflet, dan juga spanduk yang dipasang di sekitar wilayah di mana konsumen berada. Dengan demikian, informasi lengkap tetap bisa didapatkan oleh target konsumen kita.
Cara lain yang efektif adalah melalui promosi dari mulut ke mulut (word of mouth) di mana satu orang memberikan penjelasan kepada orang lain karena merasa mendapatkan manfaat yang baik dari produk atau jasa yang digunakan. Promosi ini sangat efektif karena biasanya orang lebih percaya kepada apa yang dikatakan oleh saudara ataupun teman-teman yang sudah merasakan terlebih dahulu.

Pengelolaan produk melalui daur hidup produk

Setiap produk biasanya mengalami kelahiran dan kematian baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Suatu produk bisa saja pada suatu waktu sangat disukai banyak orang dan laku keras, namun di lain waktu produk itu tidak laku lagi dijual. Jadi pengertian daur hidup produk yaitu tahapan suatu produk mulai dari lahir, tumbuh, dewasa dan mati.
Setiap produk memiliki masa daur hidup produk yang berbeda. Produk elektronik biasanya memiliki rentang waktu yang sempit alias cepat mati sedangkan produk seperti makanan dapat bertahan lebih lama. Contohnya handphone nokia tipe tertentu akan dibatasi jumlah yang dibuat dalam beberapa tahun, lalu membuat tipe hp lainnya. Minuman aqua sudah puluhan tahun memimpin pasar dan masih berada dalam kondisi antara pertumbuhan dengan dewasa.
Langkah / Tahap Dalam Daur Hidup Produk (Product Life Cycle)
1. Tahap Perkenalan / Introduction
Pada tahap ini produk baru lahir dan belum ada target konsumen yang tahu sehingga dibutuhkan pengenalan produk dengan berbagai cara kepada target pasar dengan berbagai cara.
2. Tahap Pertumbuhan / Growth
Ketika berada pada tahap tumbuh, konsumen mulai mengenal produk yang perusahaan buat dengan jumlah penjualan dan laba yang meningkat pesat dibarengi dengan promosi yang kuat. Akan semakin banyak penjual dan distributor yang turut terlibat untuk ikut mengambil keuntungan dari besarnya animo permintaan pasar.
3. Tahap Kedewasaan / Maturity
Di tahap dewasa produk perusahaan mengalami titik jenuh dengan ditandai dengan tidak bertambahnya konsumen yang ada sehingga angka penjualan tetap di titik tertentu dan jumlah keuntungan yang menurun serta penjualan cenderung akan turun jika tidak dibarengi dengan melakukan strategi untuk menarik perhatian konsumen dan para pedagang. Karena sudah banyak pesaing, para pedagang mulai meninggalkan persaingan dan yang baru tidak akan banyak terlibat karena jumlah konsumen yang tetap dan cenderung turun.
4. Tahap Penurunan / Decline
Pada kondisi decline produk perusahaan mulai ditinggalkan konsumen untuk beralih ke produk lain sehingga jumlah penjualan dan keuntungan yang diperoleh produsen dan pedagang akan menurun drastis atau perlahan tapi pasti dan akhirnya mati.

Pengelolaan Bauran Produk


Bauran pemasaran adalah empat komponen dalam pemasaran yang terdiri dari 4P yakni:
1.      Product (produk)
2.      Place (tempat,distribusi)
3.      Price (harga)
4.      Promotion (promosi)
Karena pemasaran bukan ilmu pasti, maka teori bauran terus berkembang. Ada tambahan pada 4P yakni menjadi 7P. 3P sebagai tambahan ialah People(orang),Physical Evidence(bukti fisik),Process(proses).

Pengertian Produk Baru


Pengertian produk baru adalah produk yang benar benar baru masuk ke pasar (new chemical entity) dan produk tiruan atau jiplakan (me too). Produk yang berbasis NCE semakin sedikit jumlahnya karena biaya riset yang semakin mahal. Sehingga tidak heran jika produk baru yang beredar didominasi oleh produk jiplakan.
Perbedaan produk asli dan produk jiplakan dari segi efikasi tidak selalu mudah diperlihatkan. Jarang sekali ada data yang menunjang. Kalaupun tersedia biasanya lebih kepada data mengenai kemurnian zat berkhasiat bukan data tentang kinerja farmakologi maupun farmakokinetiknya.