Kamis, 03 April 2014

SEJARAH KARTU KREDIT



Kartu kredit adalah salah satu media untuk melakukan pembayaran sebuah transaksi selain uang tunai.  Mmengenal kartu kredit itu sangat perlu sebelum memutuskan apply untuk menjadi member salah satu jenis kartu kredit. Mengenal salah satu alat pemabayaran ini bisa dimulai dengan mengetahui definisi dari kartu kredit, pengertian ini dmaksudkan agar sebelum mengajukan atau apply kartu kredit itu tahu sebenarnya apa itu kartu kredit. Setelah itu mengenal kartu kredit bisa dengan mengetahui dari segi manfaat penggunaan kartu kredit tersebut, keuntungan apa yang akan di dapat si pemilik kartu kredit jika menggunakan kartu kredit. Nah, untuk lebih mendalami alat pembayaran pengganti uang tunai tersebut ketahui jenis dan tingkatan dari kartu pembayaran yang ada. Jika diperlukan mengenal kartu kredit bisa dengan membaca sejarah kartu kredit, sehingga dapat mengetahui informasi menarik tentang seputar penciptaan kartu kredit tersebut.

Kartu Kredit beserta sejarahnya
Cerita Sejarah Kartu KreditSejarah kartu kredit bisa dibilang sudah di mulai pada tahun 1900-an tepatnya di negara Amerika Serikat di mana kartu kredit ini sudah dipergunakan sebagai sebuah kartu belanja untuk para konsumen-konsumen. Kartu kredit ini banyak dipergunakan oleh beberapa perusahaan pengisian bahan bakar (SPBU)  dan juga beberapa pusat perbelanjaan / department store yang ada di negara Amerika. Namun pada saat itu, kartu kredit atau kartu konsumen hanya digunakan sebagai kartu member agar para konsumen lebih setia dan royal pada satu department store saja.  Masih pada tahun yang sama, tepatnya tahun 1946 barulah diperkenalkan kepada masyarakat oleh John Biggins. John Biggins ini terkenal sebagai salah satu seorang banker dari salah satu bank di salah satu kota di Amerika yaitu Brooklyn, bank tersebut adalah Flatbush National Bank of Brooklyn. Sistem yang menggunakan kartu sebagai alat pengganti uang tersebut pada saat itu disebut dengan “Charge It” yaitu sebuah fasilitas dengan kartu kredit yang memudahkan konsumen untuk dapat dengan bertransaksi di berbagai toko atau merchant yang memiliki rekening dalam satu bank.

Kartu Kredit dan penemuannya
Selang beberapa tahun kemudian yaitu tahun 1949, cerita kartu kredit dimulai dengan adanya kartu member yang bernama Diners Club Card. Cerita ini bermula dari seorang pebisnis yang secara tidak sengaja ketinggalan dompet pada sebuah restoran pada sebuah acara makan malam.  Pebisnis tersebut bernama Frank McNamara, inilah tahun di mana pebisnis tersebut mencari solusi untuk menggantikan uang tunai sebagai alat pembayaran.  Singkat cerita, tahun 1950 si pebisnis Frank McNamara kali dengan membawa temannya Ralph Schneider  datang kembali ke restoran tempat dompet dan seluruh uangnya hilang dan menggunakan alat pembayaran berupa kartu dengan bentuk yang unik. Moment ini yang menjadi cikal bakal terciptanya kartu kredit yang kita semua tahu dan kenal sampai dengan saat ini.
Kartu Kredit dengan perkembangan di dunia
Seiring perkembangan zaman dengan diikuti juga perkembangan teknologi, maka pada tahun 1958 perusahaan yang bergerak di dunia finansial yang terkenal di Amerika yaitu American Express juga mengeluarkan jenis kartu kredit yang biasa kita sebut dengan istilah AMEX (American Express). Ini juga diikuti dengan Bank of America (VISA) juga ikut mengeluarkan kartu kredit dan hingga saat ini semua alat pengganti uang tunai ini menjadi alat pembayaran sebuah transaksi yang kita dan seluruh dunia miliki menggunakan kartu kredit sebagai alat  pembayaran pengganti pengganti uang tunai. Sedangkan untuk Indonesia sendiri, masuknya kartu kredit di awali dan diperkenalkan serta dikeluarkan oleh Bank Duta yang bekerja sama dengan VISA dan Master Card sebagai vendor kartu kredit pada tahun 1980 sampai dengan sekarang.

Teori-teori yang berhubungan dengan metode ilmiah dan sikap ilmiah



            Metode ilmiah merupakan suatu prosedur (urutan langkah) yang harus dilakukan untuk melakukan suatu proyek ilmiah (science project). Secara umum metode ilmiah meliputi langkah-langkah berikut:
Observasi Awal
Mengidentifikasi Masalah
Merumuskan atau Menyatakan Hipotesis
Melakukan Eksperimen
Menyimpulkan Hasil Eksperimen


Karakteristik Metode Ilmiah

Menurut sumber ada beberapa karakteristik metode ilmiah:

            Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah danmenentukan metode untuk pemecahan masalah. Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan bukti-bukti yang tersedia Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula. Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di lapangan.

Langkah – Langkah Metode Ilmiah
Menyusun Rumusan Masalah
Menyusun Kerangka Teori
Merumuskan Teori
Melakukan Eksperimen
Mengolah dan Menganalisis Data
Menarik Kesimpulan
Mempublikasikan Hasil
Menyusun Rumusan Masalah

Hal-hal yang harus diperhatikan:
Masalah menyatakan adanya keterkaitan antara beberapa variabel atau lebih.
Masalah tersebut merupakan masalah yang dapat diuji dan dapat dipecahkan.
Masalah disusun dalam bentuk pertanyaan yang singkat, padat dan jelas.
Menyusun Kerangka Teori

            Mengumpulkan keterangan-keterangan dan informasi, baik secara teori maupun data-data fakta di lapangan. Dari keterangan-keterangan dan informasi tersebut diperoleh penjelasan sementara terhadap permasalahan yang terjadi.


Penarikan Hipotesis
            Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu permasalahan. Penyusunan hipotesis dapat berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain. Dalam penelitian, setiap orang berhak menyusun Hipotesis.

 Pengujian Hipotesis
            Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara menganalisis data. Data dapat diperoleh dengan berbagai cara, salah satunya melalui percobaan atau eksperimen. Percobaan yang dilakukan akan menghasilkan data berupa angka untuk memudahkan dalam penarikan kesimpulan. Pengujian hipotesis juga berarti mengumpulkan bukti-bukti yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat bukti-bukti yang mendukung hipotesis.

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah
http://alphaomega86.tripod.com/metode_ilmiah.htm
http://www.sridianti.com/tahap-langkah-metode-ilmiah.html
biologiunair.files.wordpress.com/.../dasar-dasar-dan-metode-ilmiah.ppt‎
akhmadsudrajat.files.wordpress.com/.../pendekatan-saintifik-ilmiah

TEORI YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENALARAN


Penalaran adalah suatu proses berfikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu kesimpulan yang logis berdasarkan atas evidensi yang relevan. Dengan demikian, penalaran adalah proses penafsiran fakta sebagai dasar untuk menarik kesimpulan. Data atau fakta yang dinalarkan itu boleh benar dan boleh tidak. Data yang dapat dipergunakan dalam penalaran untuk mencapai satu kesimpulan harus dalam bentuk kalimat pernyataan.  

Penalaran Induktif
Penalaran Induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut induksi.

Generalisasi
Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual ( khusus ) menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki.
Macam – macam generalisasi :
1.      Generalisasi sempurna adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki..
2.      Generalisasi tidak sempurna yaitu generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.

Analogi
Analogi adalah suatu proses penalaran untuk menarik kesimpulan /referensi tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran suatu gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat esensisal penting yang bersamaan.

Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah cara penalaran yang diperoleh dari peristiwa-peristiwa yang memiliki pola hubungan sebab akibat. Salah satu variabel (independen) mempengaruhi variabel yang lain (dependen).


Penalaran Deduktif
Penalaran Deduktif adalah Cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.

Premis
Premis adalah pernyataan yang digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan.Kemudian premis dapat dibedakan dengan premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya menjadi subjek).

Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi ( pernyataan ) dan sebuah konklusi ( kesimpulan ).

Entimem
Entimem adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme. Tetapi di dalam entimem premisnya dihilangkan / tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.

Proposisi
Proposisi adalah kalimat logika yang merupakan pernyataan tentang antara dua atau beberapa hal yang dapat dinilai benar atau salah. Proposisi merupakan suatu kegiatan rohani baik menyuguhkan atau mengingkari.

Term
Term adalah suatu kata atau kelompok kata yang menempati subjek (S) dan predikat (P). Tidak semua kata adalah term , meskipun setiap term itu adalah kata atau kumpulan kata pada dirinya sendiri merupakan ekspresi verbal dari pengertian, dan bahwa tidak semua kata pada dirinya sendiri sebagai subyek atau predikat didalam suatu proposisi.

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
Wartawarga, Gunadarma. 2012. ”Definisi Penalaran Induktif Dan Contohnya”. Dalam http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/04/definisi-penalaran-induktif-dan-contohnya/
Shadiq, Fadjar. 2013. “Penalaran Dengan Analogi? Pengertiannya Dan Mengapa Penting?”. Dalam http://p4tkmatematika.org/2013/12/penalaran-dengan-analogi-pengertiannya-dan-mengapa-penting/
Imam. 2013. “Penalaran Dan Kesalahan Penalaran”. Dalam http://www.slideshare.net/hanyaqhu1/penalaran-26250841

PEMAKAIAN METODE ILMIAH UNTUK MENJAWAB PERTANYAAN – PERTANYAAN ILMIAH


Metode ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggris: scientific method) merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

A.         Unsur metode ilmiah
Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
1. Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran)
2. Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran)
3. Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
4. Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)

B.       Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan masalah.
2. Merumuskan hipotesis.
3. Mengumpulkan data.
4. Menguji hipotesis.
5. Merumuskan kesimpulan.

Penerapan metode ilmiah dalam penelitian bertujuan agar keluaran penelitian dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya atau mutunya.
Tesis sebagai keluaran penelitian diuraikan atau dibuktikan secara analitis, yaitu dijelaskan hubungan sebab-akibat antara variabel-variabel dengan menggunakan metode ilmiah.
Telah dikemukakan bahwa penelitian merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh jawaban atau penjelasan mengenai suatu fenomena yang diamati.
Sumber
Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si. 2011. “Merumuskan Pertanyaan Penelitian”. Dalam http://mudjiarahardjo.uin-malang.ac.id/materi-kuliah/283-merumuskan-pertanyaan-penelitian.html

Salasa, Nadillah. 2014. “Pemakain Metode Ilmiah Dalam Menjawab Pertanyaan  Ilmiah”. Dalam http://dillahsalasa.blogspot.com/2014/03/pemakaian-metode-ilmiah-dalam-menjawab.html

Sangga. 2014. “Pemakaian Metode Ilmiah Untuk Menjawab Pertanyaan Ilmiah”. Dalam http://sanggamtogatorop.blogspot.com/2014/03/pemakaian-metode-ilmiah-dalam-menjawab.html

KONSEP PENALARAN ILMIAH DAN KAITANNYA DENGAN PENULISAN ILMIAH


PENALARAN

A.    Arti Kata Penalaran dan Pengertian Penalaran
            Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
            Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan (natijah) yang berupa pengetahuan. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan 'berpikir', dan bukan hanya dengan 'perasaan' saja. Tidak semua kegiatan berpikir harus menyandarkan diri pada penalaran. Tidak semua kegiatan berpikir harus bersifat logis dan analitis. Penalaran juga merupakan suatu kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menentukan kebenaran.

Penalaran adalah sebagian hasil dari cara kita berfikir , penalaran biasanya berhubungan dengan logika. Penalaran berkaitan erat dengan bagaimana manusia mencapai kesimpulan-kesimpulan tertentu baik dari premis langsung maupun tidak langsung. Penalaran dan pemecahan masalah biasanya adalah topik-topik yang sangat erat hubungannya dengan aspek-aspek yang secara umum berhubungan dengan berpikir.

Contoh:

A. Semua sapi adalah binatang

B. Semua binatang adalah makhluk hidup

C. Semua makhluk hidup akan mati

Jadi, semua sapi akan mati

Jadi, menurut logika formal dapat ditarik kesimpulan, bahwa semua A adalah D yaitu: semua sapi akan mati.

PENALARAN DEDUKTIF

Penalaran deduktif adalah suatu proses berpikir yang menghasilkan informasi baru yang berdasarkan informasi lama (yang tersimpan dalam ingatan). Penalaran deduktif bertujuan untuk menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang shahih. Studi-studi tentang penalaran deduktif yang mendasarkan pada mekanisme mental hampir sama tua dengan psikologi eksperimen. Oleh karena terdapat masalah yang kontraversional berkaitan dengan fenomena penalaran deduktif, beberapa penelitian juga masih terus dilakukan para ahli.

PENALARAN INDUKTIF

Menurut Nisbet, Krantz, Jepson, dan Kunda (1983) berargumen bahwa penalaran induktif merupakan aktivitas manusia dalam pemecahan masalah yang memiliki arti sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dan berada dimana-mana. Pembentukan konsep, generalisasi contoh-contoh, dan tindakan membuat penalaran induktif.

Proses penalaran induktif dilakukan malalui proposisi-proposisi khusus untuk menghasilkan proposisi yang lebih umum, atau melalui proposisi khusus menuju pada proposisi khusus lain yang melewati proposisi yang lebih umum.


PENULISAN ILMIAH

A.    Arti Kata dan Pengertian Penulisan Ilmiah
Penulisan Ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh seorang penulis berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukannya. Dari definisi yang lain dikatakan bahwa karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Dari pengertian tersebut secara awal kita dapat mengenal salah satu ciri khas karya ilmiah adalah lewat bentuknya yakni tertulis, baik di buku, jurnal, majalah, surat kabar, maupun yang tersebar di internet, di samping ciri lain yang mesti dipenuhi dalam sebuah karya ilmiah.

B.     Jenis dan Macam-macam Penulisan Ilmiah

Jenis-jenis penulisan ilmiah yang utama ialah esei ilmiah, kertas kerja, laporan kajian, tesis dan disertasi :
1.      Esei ilmiah merujuk karangan ilmiah yang pendek tentang topik atau permasalahan berdasarkan data yang diperolehi melalui rujukan perpustakaan dan / atau kerja lapangan. Penghuraiannya bersifat rasional-empiris dan objektif.
2.      Kertas kerja ialah penulisan ilmiah yang memaparkan sesuatu fakta atau permasalahan berdasarkan data kerja lapangan dan / atau rujukan perpustakaan. Analisis dalam kertas kerja adalah lebih serius serta bersifat rasional-empiris dan objektif. Kertas kerja biasanya ditulis untuk diterbitkan dalam jurnal akademik atau dibentangkan dalam pertemuan ilmiah seperti seminar, workshop dan sebagainya.
3.      Laporan kajian atau penyelidikan ialah penulisan ilmiah yang menyampaikan maklumat atau fakta tentang sesuatu kepada pihak lain. Penghuraiannya juga bersandarkan kepada metodologi saintifik dan berdasarkan data kerja lapangan dan / atau rujukan perpustakaan.
4.      Tesis ialah penulisan ilmiah yang sifatnya lebih mendalam. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh daripada pengamatan atau penyelidikan sendiri. Penulisan ilmiah ini melibatkan pengujian hipotesis bagi membuktikan kebenaran.
5.      Disertasi ialah penulisan ilmiah tahap tertinggi dalam hierarki pancapaian akademik, yaitu untuk mendapatkan gelaran Doktor Falsafah (Ph.D). Disertasi melibatkan fakta berupa penemuan penulis sendiri berdasarkan metodologi saintifik dan analisis yang terperinci.

Sumber
http://hadi27.wordpress.com/penalaran-dalam-penulisan-karya-ilmiah/