Penting bagi kita untuk
mengetahui profil UKM di Indonesia. Dari hasil penelitian yang dilakukan
Lembaga Management FE UI tahun 1987 dapat disimpulkan profil UKM di Indonesia
sebagai berikut :
1. Hampir setengahnya dari
perusahaan kecil atau UKM hanya mempergunakan kapasitas 60% atau kurang. Dan lebih
dari setengah perusahaan kecil didirikan sebagai pengembangan dari usaha
kecil-kecilan.
2. Masalah-masalah utama yang
dihadapi UKM :
·
permodalan,
kemudahan usaha (lokasi, izin).
·
pemasaran,
hubungan usaha.
·
pengadaan bahan/barang.
3. Usaha menurun kerena :
kurang modal, kurang mampu memasarkan,
kurang keterampilan
teknis dan administrasi.
4. Mengharapkan bantuan
pemerintah berupa modal, pemasaran dan pengadaan barang.
5. 60 % menggunakan teknologi
tradisional dan 70 % melakukan pemasaran langsung ke konsumen.
6. Untuk memperoleh bantuan
perbankan, dipandang terlalu rumit dan dokumen-dokumen yang harus disiapkan.
Pembinaan UKM
Ada sub kelompok UKM yang memiliki sifat entrepreneurship
tetapi ada pula yang tidak menunjukkan sifat tersebut. Dengan menggunakan kriteria
entrepreneurship maka kita dapat membagi UKM dalam empat bagian, yakni :
(1) Livelihood Activities : UKM yang masuk kategori ini pada
umumnya bertujuan mencari kesempatan kerja untuk mencari nafkah. Para pelaku
dikelompok ini tidak memiliki jiwa entrepreneurship. Kelompok ini disebut
sebagai sektor informal. Di Indonesia jumlah UKM kategori ini adalah yang
terbesar.
(2) Micro enterprise : UKM ini lebih bersifat “artisan”
(pengrajin) dan tidak bersifat entrepreneurship (kewiraswastaan). Jumlah UKM
ini di Indonesia juga relatif besar.
(3) Small Dynamic Enterprises : UKM ini yang sering memiliki
jiwa entrepreneurship. Banyak pengusaha skala
menengah dan besar yang tadinya berasal dari
kategori ini. Kalau dibina dengan
baik maka sebagian dari UKM kategori ini akan masuk ke kategori empat. Jumlah
kelompok UKM ini jauh lebih kecil dari jumlah UKM yang masuk kategori satu dan dua. Kelompok UKM ini sudah bisa menerima
pekerjaan sub-kontrak dan ekspor.
(4) Fast Moving
Enterprises : ini adalah UKM tulen yang memilki jiwa entrepreneurship yang
sejati. Dari kelompok ini kemudian akan muncul usaha skala menengah dan besar.
Kelompok ini jumlahnya juga lebih sedikit dari UKM kategori satu dan dua.
Dilihat dari pembinaan yang
efektif maka sebaiknya pemerintah memusatkan perhatiannya pada UKM kategori
tiga dan empat. Kelompok ini juga dapat menyerap materi pelatihan. Tujuan
pembinaan terhadap UKM kategori tiga dan empat adalah untuk mengembangkan
mereka menjadi usaha sekala menengah. Secara konseptual penulis menganggap ada
dua faktor kunci yang bersifat internal yang
harus diperhatikan dalam proses pembinaan UKM. Pertama, sumber daya manusia
(SDM), kemampuan untuk meningkatkan kualitas SDM baik atas upaya sendiri atau
ajakan pihak luar. Selain itu dalam SDM juga penting untuk memperhatikan etos
kerja dan mempertajam naluri bisnis. Kedua, manajemen, pengertian manajemen
dalam praktek bisnis meliputi tiga aspek yakni berpikir, bertindak, dan
pengawasan.
Sumber;